Ada pendapat lain yang tidak membolehkan membaca Al-Quran dengan cara seperti ini karena menyalahi dzauq (perasaan) Al-Quran. Kemudian disimpulkan bahwa membaca mad ‘aridh lissukun dengan takhyir (memilih) versi apa saja yang diinginkan ketika membaca satu qiraat, namun disunnahkan untuk memilih satu versi saja.
Home
Ilmu Qiraat
Apa Perbedaan Khilaful Wajib dan Khilaful Jaiz Dalam Istilah Ilmu Qiraat ?
Apa Perbedaan Khilaful Wajib dan Khilaful Jaiz Dalam Istilah Ilmu Qiraat ?
Azhari Mulyana
-
February 25, 2016
Edit this post
1.
Al-Khilaful Wajib
Al-Khilaful Wajib adalah
perbedaan bacaan yang terdapat antara imam qiraat, perawi dari imam, dan ashabut
turuq. Oleh karena itu seorang qori’ diwajibkan mempelajari secara
keseluruhan setiap bacaan dari salah satu ulama tersebut agar sempurna
bacaannya. Dalam kata lain al-khilaful wajib yaitu perbedaan qiraat,
perbedaan riwayat dan perbedaan thariq.
Contoh :
-
Bacaan
Warsy dengan thariq Al-Azraq berbeda dengan bacaan lainnya, yaitu
membaca tipis setiap huruf ra’ yang didahului oleh kasrah (huruf
yang berbaris bawah) dan tidak terdapat huruf isti’la (خص ضغط قظ) setelahnya , seperti : مَغْفِرَة , ذُكِرُوا
, atau diantara huruf ra’ dengan kasrah berupa huruf istifla (selain خص ضغط قظ),
seperti : حِذْرَهُم , atau diantara
keduanya terdapat ya’ sukun, seperti : بَصِيْرًا
.
Adapun bacaan Al-Asbahani dan imam
qiraat lain membacanya dengan tebal berbeda dengan bacaan Warsy yang membaca
tipis.
Inilah yang disebut dengan khilaful
wajib. Jika membaca qiraat Warsy tetapi dengan membaca tebal ra’
seperti pada contoh di atas maka bacaannya dianggap menyalahi riwayat.
-
Bacaan
lam mughalladzah yang terdapat dalam riwayat Warsy juga berbeda dengan
qiraat lainnya, seperti الصلاة dan lain-lain yang
telah dijelaskan sebelumnya.
-
Contoh
lain seperti mad
muttashil dalam riwayat Warsy dengan thariq Al-Azraq
bahwasanya ia dibaca dengan enam harakat. Jika seorang qori’ membaca riwayat
Warsy namun tidak memanjangkan mad muttashil dengan enam harakat maka
tidak dianggap sebagai bacaan Warsy karena ia termasuk khilaful wajib,
seperti kata جاء pada ayat ﴿ وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا ﴾.
2.
Al-Khilaful Jaiz
Al-Khilaful Jaiz adalah
perbedaan bacaan qiraat dengan jalan takhyir (boleh memilih), yaitu
setiap qori’ dibolehkan untuk membaca semua versi bacaan dalam sebuah qiraat
seperti ‘aridh lissukun, bacaan basmalah diantara dua surat washlan (menyambung)
atau waqfan (berhenti).
Contoh : Mad ‘Aridh lissukun.
Dalam semua qiraat ada tiga versi cara membaca mad ‘aridh
lissukun tanpa harus membaca dengan satu versi saja yaitu al-Qashr
(pendek), at-Tawassuth (sedang), atau al-Isyba’ (panjang). Misalnya
seorang qori’ hendak membaca Al-Quran dengan riwayat Hafs, maka ketika ia
menjumpai mad ‘aridh lissukun pada ayat pertama ia membaca dengan al-Isyba’,
kemudian pada ayat kedua ia membaca mad ‘aridh lissukun dengan al-Qashr,
lalu pada ayat selanjutnya ia membaca dengan at-Tawassuth dan
sebagainya. Inilah yang disebut dengan khilaful jaiz dalam qiraat.
Ada pendapat lain yang tidak membolehkan membaca Al-Quran dengan cara seperti ini karena menyalahi dzauq (perasaan) Al-Quran. Kemudian disimpulkan bahwa membaca mad ‘aridh lissukun dengan takhyir (memilih) versi apa saja yang diinginkan ketika membaca satu qiraat, namun disunnahkan untuk memilih satu versi saja.
Ada pendapat lain yang tidak membolehkan membaca Al-Quran dengan cara seperti ini karena menyalahi dzauq (perasaan) Al-Quran. Kemudian disimpulkan bahwa membaca mad ‘aridh lissukun dengan takhyir (memilih) versi apa saja yang diinginkan ketika membaca satu qiraat, namun disunnahkan untuk memilih satu versi saja.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Author
- Azhari Mulyana
- Rabat, Morocco
- Azhari Mulyana, pemilik nama pena La Kougnir, dilahirkan di kota Langsa, Aceh 11 Mei 1995. Ia menyelesaikan pendidikan di MTS Ulumul Quran kota Langsa tahun 2010 dan MAS di sekolah yang sama tahun 2013. Ia pernah melanjutkan studi di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, jurusan Bahasa dan Sastra Arab tahun 2013. Namun, setelah genap setahun menempuh jenjang sarjana di UIN, lelaki penyuka es degan ini lulus beasiswa penuh dan melanjutkan studi di Kerajaan Maroko. Hingga saat ini ia sedang bergelut di jenjang S2 jurusan Islamic Studies di Université Qarawiyyin, Dar El Hadith El Hassania, Rabat. Selain itu, ia telah menulis sebuah novel berjudul "Dari Sabang Sampai Maroko (Sang Pujangga Cinta & Penakluk Afrika Utara-Andalusia)" yang diterbitkan pada tahun 2017.
Blog Archive
-
▼
2016
(13)
-
▼
February
(8)
- Bagaimana Hukum Menjama' dan Mentarkib Qiraat ?
- Apa itu Jam'u al-Qiraat, Tarkib al-Qiraat dan Tawj...
- Apa Perbedaan Khilaful Wajib dan Khilaful Jaiz Dal...
- Pengertian Ilmu Qiraat Secara Bahasa dan Istilah
- Apa Perbedaan Al-Qiraat, Ar-Riwayat, At-Thariq dan...
- Apa Itu al-Farsyiyyat Dalam Ilmu Qiraat ?
- Apa itu Al-Ushul Dalam Ilmu Qiraat ? Menyertakan U...
- Perbedaan Antara Al Quran dan Qiraat
-
▼
February
(8)
Spesial Lebaran
La Fête du Mouton (Seluk Beluk Lebaran Idul Adha di Maroko)
Gema takbir membahana ke seantero jagad raya. Kalimat suci yang dilantunkan indah dan syahdu itu, begitu menyejukkan hati setiap insan ...
Hot Posts
-
1. Al-Qiraat Secara Bahasa Secara bahasa al-qiraat berasal dari istilah Bahasa Arab yaitu bentuk jama’ dari قِرَاءَة , yang be...
-
Gema takbir membahana ke seantero jagad raya. Kalimat suci yang dilantunkan indah dan syahdu itu, begitu menyejukkan hati setiap insan ...
-
وأجملُ منك لم تراه قَطُّ عَين وأطيبُ منك لم تَلِدِ النساءُ خُلِقتَ مُبَرَّءاً مِن كُلِّ عَيبٍ كأنك قد خُلِقتَ كما تشاءُ قمرٌ .. قمرٌ ...
-
Andalus, Surga Yang Dijanjikan, Bukan Permata Yang Hilang (Berdasarkan kisah perjalanan intuitif Dr. Husayn Mu'nis) Berdiri di ...
boleh share sumber maklumat dpt daripada mana? agar boleh rujuk kembali kpd kitab
ReplyDelete