الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
Dijelaskan bahwa wanita-wanita yang dikhawatirkan nusyuznya (membangkang), maka hendaknya menasehati mereka, memisahkan mereka di tempat tidur mereka, dan memukul mereka.
Hadist Muslim yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a. menjelaskan bahwa Rasul pernah marah kepada Aisyah karena memasang gorden yang bergambar..
Ketika itu juga Rasul marah, dan tahukah apa yang Beliau lakukan?
Rasul hanya memberi isyarat mata kepada istrinya Aisyah, maka Aisyah pun langsung paham dan menurunkan gorden bergambar itu.
Suasana seperti ini terjadi karena Aisyah yang pintar dan sangat memahami Rasulullah SAW.
Jadi, apa yang kita dapatkan dalam Al-Qur'an tidaklah langsung kita jadikan hujjah secara mutlak, tetapi hendaknya dilihat lebih rinci penafsirannya dalam hadist nabi, ijma' para ulama maupun qiyas.
No comments
Post a Comment