African Union Summit yang diselenggarakan di Addis Ababa, Etiopia, pada 22-31 Januari 2017, menghasilkan beberapa keputusan mengejutkan. Salah satu diantaranya adalah kembali bergabungnya Maroko ke dalam organisasi yang kini menaungi 55 negara di kawasan Afrika tersebut.
Seperti diketahui, bahwa Maroko adalah satu-satunya negeri Afrika yang bukan merupakan anggota Uni Afrika. Maroko keluar pada tahun 1984 sebagai bentuk protes karena Uni Afrika mengakui kemerdekaan wilayah Sahara Barat yang didirikan oleh Aljazair dan Polisario yang padahal masih dipersengketakan. Maroko tetap mengklaim Sahara Barat, dan Sahara Barat masih tetap menjadi anggota Uni Afrika.
Menurut saluran TV Maroko Medi1 TV, sempat terjadi perdebatan sengit di antara kelompok negara pro dan kontra terhadap permintaan Maroko menjadi anggota AU. Aljazair dan Afrika Selatan berusaha keras mencegah Maroko bersatu kembali dengan keluarga di Afrika.
Perdebatan keras berlangsung dalam sesi pertemuan tertutup hari Senin, 30 Januari lalu.
"Maroko sekarang menjadi anggota penuh Uni Afrika. Ada perdebatan yang sangat panjang, tapi 39 dari 54 negara menyetujui kembalinya Maroko, bahkan bila persoalan Sahara Barat tetap," kata Presiden Senegal Macky Sall kepada wartawan.
Sementara status Sahara Barat saat ini masih tetap menjadi pemerintahan tersendiri dan juga masih menjadi anggota Uni Afrika.
"Maroko telah diterima untuk kembali bergabung dengan Uni Afrika dan menjadi anggota ke-55 dari organisasi kawasan Afrika ini. Keputusan ini dibuat dengan adanya kesepakatan bahwa Sahara Barat juga tetap menjadi anggota Uni Afrika," ujar Lamine Baali, Duta Besar Sahara Barat untuk Ethiopia dan Uni Afrika.
Raja Maroko, Muhammad VI menghadiri langsung acara KTT Afrika yang dilaksanakan selama sepuluh hari di Etiopia. KTT tersebut berlangsung seiring dengan pemilihan ketua Uni Afrika baru untuk satu tahun mendatang.
"Afrika adalah benua dan rumahku. Akhirnya aku kembali ke rumah dan betapa bangganya aku bisa bertemu kalian lagi. Aku sangat merindukan kalian semua." tegas Raja Maroko, Muhammad VI menggunakan bahasa Prancis.
Sumber:
-VOA
-BBC
-Aljazeera