Azhari Mulyana
-
September 16, 2016
Edit this post
Begitulah, Hari Raya Idul Adha yang disebut juga Hari Raya Kurban, tahun ini baru saja dirayakan umat Islam sedunia pada 12 September lalu. Hari raya yang erat kaitannya dengan sejarah Nabi Ibrahim dan Ismail as ini, terus dirayakan setiap tahunnya oleh seluruh elemen masyarakat muslim di belahan Timur dan Barat.
Maroko misalnya, satu negara muslim yang terletak di belahan Utara benua Afrika, setiap menyambut Idul Adha menganjurkan masyarakatnya untuk berkurban. Anjuran yang saban tahun disampaikan itu, kemudian seolah berubah menjadi sebuah kewajiban yang muncul dari kesadaran diri masyarakatnya.
Karena itulah tidak heran jika setiap kepala keluarga atau rumah tangga di Maroko, memiliki minimal satu ekor kabsy (domba atau biri-biri), ghanam (kambing) ataupun baqar (sapi) untuk disembelih seusai menunaikan shalat Idul Adha.
Dari ragam hewan kurban itu, domba (kabsy) paling banyak disembelih. Dengan keistimewaan perayaan seperti inilah, kemudian bangsa Prancis yang pernah menjajah Maroko, menyebut atau menjuluki prosesi perayaan ini dengan La Fête du Mouton yang berarti “Hari Domba”.
Adapun proses penyembelihan qurban dilakukan oleh masing-masing kepala keluarga. Uniknya, karena rumah-rumah di Maroko berupa flat atau apartemen (seperti rumah susun di Indonesia) yang tidak memiliki teras, halaman maupun garasi, sehingga proses penyembelihan dilakukan di dalam balkon-balkon rumah warga. Bahkan, sebagian mereka ada yang menyembelihnya di bubungan apartemen.
Setelah proses penyembelihan, satu persatu bagian daging kurban dimasak dengan menu spesial ala Maroko. Seperti bagian hati yang kemudian dijadikan sate dan disantap dengan salad, garam dan merica pada hari pertama.
Di hari kedua, mereka menyajikan hidangan berupa usus, jantung, dan paru yang dimasak dengan bumbu khas. Rasa bumbunya yang sedikit mirip dengan bumbu kari menjadikan sajian ini sangat cocok jika dimakan dengan khubza (roti). Di hari ketiga dan seterusnya mulailah mereka memasak bagian-bagian lain dari sembelihan hingga habis tak tersisa.
Sedangkan bagian kepala dan kulit kemudian dibakar dan diolah sedemikian rupa sehingga bisa disajikan juga bersama masakan lainnya. Tempat pembakaran kepala dan kulit sembelihan itu didirikan di pinggiran jalan. Tak heran, banyak kita temui bekas-bekas arang di sepanjang jalan saat berlangsungnya hari raya Idul Adha.
Berbeda dengan Indonesia, Hari Raya Idul Adha di negara Matahari terbenam atau “Negeri Senja” Maroko lebih meriah dibandingkan Hari Raya Idul Fitri. Jika hari libur Nasional saat Idul Fitri hanya selama satu minggu, misalnya, maka libur Idul Adha bisa sampai dua minggu, bahkan sebulan penuh. Sementara toko-toko, kantor dan aktivitas lainnya, baru akan aktif setelah seminggu berkurban.
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)
Author
- Azhari Mulyana
- Rabat, Morocco
- Azhari Mulyana, pemilik nama pena La Kougnir, dilahirkan di kota Langsa, Aceh 11 Mei 1995. Ia menyelesaikan pendidikan di MTS Ulumul Quran kota Langsa tahun 2010 dan MAS di sekolah yang sama tahun 2013. Ia pernah melanjutkan studi di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, jurusan Bahasa dan Sastra Arab tahun 2013. Namun, setelah genap setahun menempuh jenjang sarjana di UIN, lelaki penyuka es degan ini lulus beasiswa penuh dan melanjutkan studi di Kerajaan Maroko. Hingga saat ini ia sedang bergelut di jenjang S2 jurusan Islamic Studies di Université Qarawiyyin, Dar El Hadith El Hassania, Rabat. Selain itu, ia telah menulis sebuah novel berjudul "Dari Sabang Sampai Maroko (Sang Pujangga Cinta & Penakluk Afrika Utara-Andalusia)" yang diterbitkan pada tahun 2017.
Spesial Lebaran
La Fête du Mouton (Seluk Beluk Lebaran Idul Adha di Maroko)
Gema takbir membahana ke seantero jagad raya. Kalimat suci yang dilantunkan indah dan syahdu itu, begitu menyejukkan hati setiap insan ...
Hot Posts
-
1. Al-Qiraat Secara Bahasa Secara bahasa al-qiraat berasal dari istilah Bahasa Arab yaitu bentuk jama’ dari Ù‚ِرَاءَØ© , yang be...
-
Gema takbir membahana ke seantero jagad raya. Kalimat suci yang dilantunkan indah dan syahdu itu, begitu menyejukkan hati setiap insan ...
-
وأجملُ منك لم تراه Ù‚َØ·ُّ عَين وأطيبُ منك لم تَÙ„ِدِ النساءُ Ø®ُÙ„ِقتَ Ù…ُبَرَّءاً Ù…ِÙ† ÙƒُÙ„ِّ عَيبٍ كأنك قد Ø®ُÙ„ِقتَ كما تشاءُ قمرٌ .. قمرٌ ...
-
Andalus, Surga Yang Dijanjikan, Bukan Permata Yang Hilang (Berdasarkan kisah perjalanan intuitif Dr. Husayn Mu'nis) Berdiri di ...